Ayo Sinau...!!!

Rabu, 18 Mei 2016

Media Pembelajaran: Makalah Karakteristik, Klasifikasi Media Pembelajaran Visual/ Grafis & Aplikasi dalam Pembelajaran

KARAKTERISTIK, KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL/ GRAFIS  & APLIKASI DALAM PEMBELAJARAN


Dosen Pengampu: Sofa Muthohar, M.Ag.



Oleh:
Tomy Muhlisin Ahmad, Muhammad Ubaidillah, Fatina Al-Izzah, & Bevi Dimiesta







I.          PENDAHULUAN
Seorang murid dengan murid yang lain dalam menangkap, mencerna, dan memahami apa yang disampaikan oleh pengajar berbeda-beda. Ada yang mudah menangkap dan memahami pelajaran melalui audio, visual, atau audiovisual. Maka dari itu, seorang pengajar harus tahu itu, bakat yang dimiliki satu pelajar dengan pelajar lainnya berbeda. Tidak heran jika di dalam kelas terjadi kesenjangan tingkat kecerdasan, karena seorang pendidik hanya menggunakan salah satu metode saja yang hanya dipahami oleh beberapa murid saja. Agar mengurangi kasta kecerdasan tersebut, seorang guru harus cerdas, kreatif, dan inovatif dalam menyampaikan bahan materi, tapi tidak mengurangi apa yang menjadi tujuan utama dalam sutau instansi.
Makalah ini akan memberikan salah satu alat/ metode yang dapat digunakan dalam suatu pengajaran yaitu melalui visual. Pada hakikatnya manusia itu menyukai keindahan seni/ gambaran. Jadi, metode pengajaran melalui visual mayoritas peserta didik menyukai. Lebih jelasnya akan disampaikan oleh pemakalah.
II.       RUMUSAN MASALAH
A.       Apa pengertian media visual ?
B.       Bagaimana klasifikasi dan aplikasi media visual ?
C.       Bagaimana karakteristik media visual ?
III.   PEMBAHASAN
A.    Pengertian media visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan saja tanpa mengandung unsur suara.[1] Misalnya guru menjelaskan dengan menggunakan beberapa media gambar. Media pembelajarannya adalah objek-objek yang berkaitan dengan pembelajaran, atau dengan cara menunjukkan alat peraga kepada siswa atau menggambarkannya di whiteboard atau papan tulis. Bahasa tubuh dan ekspresi muka dari guru juga sangat penting peranannya untuk menyampaikan materi pelajaran. Siswa berpikir dengan menggunakan gambar-gambar di otak dan belajar menggunakan tampilan-tampilan visual.[2]
Ada beberapa prinsip umum yang perlu diketahui untuk penggunaan efekstif media berbasis visual, sebagai berikut:[3]
1.        Usahakan sajian visual itu sederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis, karton, bagan, dan diagram. Gambar realistis harus digunakan secara hati-hati, karena gambar yang amat rinci sulit diproses dan dipelajari, bagkan seringkali mengganggu perhatian siswa untuk mengamati apa yang seharusnya diperhatikan.
2.        Visualisasi digunakan untuk menekankan informasi sasaran, sehingga pembelajaran  dapat terlaksana dengan baik.
3.        Gunakan grafik untuk  menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digunakan oleh siswa mengorganisasi informasi.
4.        Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat.
5.        Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep, misalnya dengan menampilkan konsep-konsep yang divisualisasikan itu secara seimbang.
6.        Hindari sajian visual yang tak berimbang.
7.        Tekankan kejelasan dan kecepatan dalam semua sajian visual.
8.        Sajian visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca.
9.        Sajian visual (khususnya diagram), sangat membantu untuk mempelajari materi yang agak kompleks.
10.    Mengkomunikasikan gagasan khusus akan efektif apabila: 1) jumlah objek dalam visual yang akan ditafsirkan dengan benar dijaga agar terbatas, 2) jumlah aksi terpisah yangnpenting pesan- pesannya harus ditafsirkan dengan benar sebaiknya terbatas, dan 3) semua objek dan aksi yang dimaksudkan dilukiskan secara realistis, sehingga tidak terjadi penafsiran ganda.
11.    Unsur-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan mudah dibedakan dari unsur-unsur latar belakang unuk mempermudah pengolahan informasi.
12.    Caption (keterangan gambar) harus disiapkan, terutama unyu: 1) menambahkan informasi yang sulit dilukiskan secara visual, seperti lumpur, kemiskinan, dan lain-lain, 2) memberi nama orang, tempat, atau objek, 3) menghubungkan kejadian atau aksi dalam lukisan dengan visual sebelum atau sesudahnya, dan 4) menyatakan apa yang itu sedang dikerjakan, dipikirkn, atau dikatakan orang dalam gambar.
13.    Gunakan warna secara realistis.
14.    Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen-komponen.
Dalam penggunaan media visual terdapat unsur-unsur yang harus dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut:[4]
1.        Kesederhanaan: secara umum, kesederhanaan itu mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visualisasi. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual. Pesan atau informasi yang panjang atau rumit, harus dibagi-bagi dalam beberapa bahan visual yang mudah dibaca dan mudah dipahami. Penggunaan kata-kata yang harus memakai  huruf yang sederhana dengan gaya huruf yang tidak terlalu beragam dalam satu tampilan atau serangkaian tampilan visual.
2.        Keterpaduan: keterpaduan mengacu kepada hubungan yang terdapat di antara elemen-elemen visual, ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan, sehingga sajian visual itu merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal dan dapat membantu pemahaman pesan serta informasi yang dikandungnya.
3.        Penekanan: meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, namun seringkali konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat perhatian siswa.
4.        Keseimbangan: bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris.
5.        Bentuk: bentuk yang auneh dan asing bagi siswa, dapat membangkitkan minat dan perhatian. Oleh karena itu, pemilihan bentuk sebagai unsure visual daalm penyajian pesan, informasi, atau materi pelajaran perku diperhatikan.
6.        Garis: garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur, sehingga dapat menuntun perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutan-urutan tertentu.
7.        Tekstur: tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus. Tekstur dapat digunakan untu penekanan suatu unsur.
8.        Warna: warna digunakan untuk member kesan pemisahan atau penekanan, atau untuk membangun keterpaduan. 
B.     Klasifikasi dan Karakteristik Media Visual
1.        Media grafis (visual diam)
Menurut salah seorang ahli yaitu Kempt, dia mengemukakan bahwa karkteristik media merupakan dasar dari pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu. Klasifikasi media dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran. Beberapa karakteristik jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar.
Media grafis dapat digolongkan kepada media visual. Secara umum, media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Namun secara khusus media grafis berfunngsi pula untuk menarik perhatian, memeperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau malah diabaikan apabila tidak digrafiskan. Selain sederhana dan mudah pembuatannya, media grafis terasuk media yang relatif murah jika ditinjau dari segi biayanya.
Dalam proses pembelajaran, media cetak dan grafis merupakan media yang paling banyak dan paling sering digunakan. Media ini termasuk media visual nonproyeksi yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pemberi ke penerima pesan (dari guru kepada siswa). Secara sederhana media grafis dapat diartikan sebagai media yang mengandung pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar, dan simbol-simbol.[5] Media grafis adalah media pandang dua dimensi yang dirancang secara khusus untuk mengkomunikasikan pembelajaran (bukan fotografik). Macam-macam media grafis adalah sebagai berikut:
a.        Gambar/ Photo
Gambar atau foto merupakan salah satu media grafis paling umum yang digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena gambar atau foto memiliki beberapa kelebihan, yakni sifatnya konkrit, lebih realistis dibandingkan dengan media verbal; dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja, baik untuk usia muda maupun tua; murah harganya dan tidak memerlukan peralatan khusus dalam penyampaiannya. Namun demikian, disamping kelebihan, gambar atau foto memiliki kelemahan diantaranya yakni hanya menekankan persepsi indra mata dan ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.[6]
Gambar sangat diperlukan dalam usaha memperjelas pengertian pada peserta didik. Sehingga dengan menggunakan gambar peserta didik dapat lebih memperhatikan terhadap benda-benda atau hal-hal yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan pelajaran. Gambar dapat membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran, karena gambar termasuk media yang mmdah dan murah serta berarti besar untuk mempertinggi nilai pengajaran. Karena dengan gambar, pengalaman dan pengertian peserta didik menjadi lebih luas, lebuh jelas, dan tidak mudah dilupakan oleh peserta didik.[7]
Gambar atau foto adalah media yang paling umum dipakai, karena dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana.
Beberapa kelebihan yang lain dari media gambar/foto adalah sebagai berikut:
1)      Bersifat konkrit
2)      Gambar/foto lebih nyata dalam menunjukkan pokok masalah jika dibandingkan dengan media verbal semata.
3)      Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
4)      Tidak semua benda, objek atau pun peristiwa dapat dibawa ke dalam ruangan kelas, dan tidak selalu bisa apabila mengajak peserta didik ke objek atau peristiwa tersebut.
5)      Mengatasi keterbatasan pengamatan.
6)      Contohnya apabila mengamati sel daun yang tak dapat dilihat oleh mata telanjang, maka dapat disajikan dengan jelas menggunakan gambar/foto.
7)      Dapat memperjelas suatu masalah
8)      Media gambar/foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja. Sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahfahaman.
9)      Murah harganya dan gampang didapat
10)  Gampang digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus
Disamping itu, media gambar/foto juga memiliki beberapa kelemahan :
1)      Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata,
2)      Gambar/foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran, dan
3)      Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
b.      Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana atau konsep kasar, yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat diajar menggambar. Maka dari itu, seorang guru yang baik haruslah bisa untuk menuangkan ide-idenya ke dalam bentuk sketsa.
Beberapa kelebihan dari sketsa adalah :
1)      Dapat menarik perhatian murid
2)      Menghindari verbalisme
3)      Dapat memperjelas penyampaian pesan.
4)      Harganya tidak perlu dipertimbangkan, karena media ini dibuat langsung oleh guru.
c.       Diagram
Diagram adalah gambar yang sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol untuk menunjukkan hubungan antara komponen atau menggambarkan suatu proses tertentu. Dengan menggunakan diagram, pesan yang bersifat kompleks akan lebih sederhana, sehingga pesan dapat lebih mudah ditangkap dan dipahami. Diagram atau skema menggambarkan struktur dari objeknya sacara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar setiap komponennya. Isi diagram biasanya berupa petunjuk-petunjuk diagram untuk menyederhanakan suatu persoalan yang kompleks, sehingga dapat memperjelas penyajian pesan.
Ciri-ciri dari diagram adalah sebagai berikut :
1)      Diagram bersifat simbolis dan abstrak, sehingga kadang-kadang sulit untuk dimengerti,
2)      Agar dapat membaca sebuah diagram, seseorang harus mempunyai latar belakang tentang apa yang didiagramkan, dan
3)      Walaupun sulit dimengerti, diagram dapat memperjelas arti.
Diagram yang baik sebagai media pendidikan harus mempunyai syarat berikut ini:
1)      Benar, digambar dengan rapi, diberi judul dan diberi penjelasan yang perlu,
2)      Cukup besar dan ditempatkan secara strategis, dan
3)      Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum, yaitu dari kiri ke kanan, dan dari atas ke bawah.
d.      Bagan
Bagan atau sering disebut chart adalah media grafis yang didesain untuk menyajikan ringkasan visual secara jelas dari suatu proses yang penting. Agar pesan yang ingin disampaikan melalui bagan dapat dimengerti dan dipahami, maka biasanya dalam bagan disertai dengan media grafis lainnya, seperti gambar, foto, atau lambang-lambang verbal lainnya. Suatu bagan dianggap baik apabila berbentuk sederhana, tidak rumit, dan tidak berbelit-belit. Fungsi utama dari bagan adalah menunjukkan hubungan, perbandingan, perkembangan, klasifikasi, maupun organisasi. Fungsi pokok dai media bagan/chart ini adalah ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau secara lisan. Salah satu kelebihan dari bagan/chart ini adalah mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.
Pesan yang akan disampaikan biasanya berupa ringkasan visual suatu proses. Di dalam bagan seringkali dijumpai jenis media grafis yang lain, seperti gambar, diagram, kartun atau lambang-lambang.
Syarat bagan/chart agar menjadi sebuah media yang baik adalah :
1)      Dapat dimengerti oleh peserta didik,
2)      Sederhana, tidak rumit dan berbelit-belit, dan
3)      Diganti pada waktu-waktu tertentu, agar selain tetap up to date, juga agar tidak kehilangan daya tarik.
e.       Poster
Poster adalah media yang digunakan untuk menyampaikan suatu informasi, saran atau ide tertentu, sehingga dapat merangsang keinginan yang melihatnya untuk melaksanakan isi pesan tersebut. Misalnya, poster tentang keluarga berencana, poster tentang kebersihan, poster tentang ajakan menghemat air, dll. Suatu poster yang baik harus mudah diingat, mudah dibaca, dan mudah untuk ditempel di mana saja.
Grafik adalah media visual berupa garis atau gambar yang dapat memberikan informasi mengenai keadaan atau perkembangan sesuatu berdasarkan data secara kuantitatif. Melalui grafik, siswa dapa menangkap gambaran secara lebih mudah tentang data-data statistic, misalnya grafik tentang perkembangan penduduk, perkembangan siswa, dll. Ada beberapa jenis grafik, yakni grafik garis, grafik batang, dan grafik lingkaran. Poster tidak saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu, tetapi dia mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya.
Beberapa syarat untuk sebuah poster yang baik adalah :
1)      Sederhana,
2)      Menyajikan satu ide untuk mencapai satu tujuan tertentu,
3)      Berwarna,
4)      Slogannya ringkas,
5)      Tulisannya jelas, dan
6)      Motif dan desain bervariasi.
f.          Grafik
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Fungsi dari rafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas.
Beberapa kelebihan grafik sebagai media adalah :
1)      Grafik sangat bermanfaat untuk mempelajari dan mengingat data-data kuantitatif serta hubungan masing-masingnya,
2)      Grafik dengan cepat memungknkan kita untuk mengadakan analisis, interprestasi dan perbandingan antara data-data yang disajikan, dan
3)      Penyajian data dengan grafik bersifat jelas, menarik ringkas dan logis.
Sebagai sebuah media pendidikan, grafik dapat dikatakan baik jika memenuhi beberapa ketentuan sebagai berikut :
1)      Jelas untuk dilihat seluruh kelas,
2)      Haya menjadikan ide dalam setiap grafik,
3)      Ada jarak antara kolom-kolom bagiannya,
4)      Warna yang digunakan harus kontras dan harmonis, dan
5)      Diberi judul dan ringkas.
g.        Kartun
Kartun adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara capat dan ringkas. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana, tanpa detail dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter-karakter yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat.
h.      Peta dan Globe
Peta dan Globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Jika dipakai sebagai media dalam kegiatan belajar mengajar, kelebihan dari peta dan globe adalah sebagai berikut :
1)      Memungkinkan siswa untuk mengerti posisi dari kesatuan politik, daerah kepulauan, dll;
2)      Meransang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh-pengaruh geografis, dan
3)      Memungkinkan siswa untuk memperoleh gambaran tentang imigrasi dan distribusi penduduk, tumbuh-tumbuhan dan kehidupan hewan, serta bentuk bumi yang sebenarnya.
i.          Papan Flanel
Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan disajkan dapat dipasang dan dicopot denngan mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali. Karena penyajiannya seketika, penggunan papan flanel dapat membuat sajian lebih efisien.
j.          Papan Buletin.
Berbeda dengan papan flanel, papan buletin ini tidak dilapisi dengan kain flanel, tetapi langsung diitempel dengan gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya selain menerangkan sesuatu buletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.[8]
2.        Media Proyeksi
Media proyeksi adalah media yang dapat digunakan dengan bantuan proyektor. Berbeda dengan media grafis, media ini harus menggunakan alat elektronik untuk menampilkan informasi atau pesan. Oleh sebab itu, media ini dapat digunakan apabila tersedia fasilitas yang dibutuhkan untuk itu. Namun demikian, seperti halnya media grafis, media yang tergolong dalam kelompok media proyeksi sama-sama mengandalkan rangsangan visual. Beberapa jenis media proyeksi yang sering digunakan, diantaranya:
a.         Overhead projector merupakan media proyeksi visual yang relative sederhana. Sebab hanya terdiri dari penggunaan sistem optic (lensa), elektrik (kipas angin), dan lampu proyektor. Fungsi dari proyektor adalah untuk memproyeksi gambar pada transparan. Slide adalah gambar  pada transparan yang diproyeksikan.
b.        Slide (film bingkai) adalah suatu film transparaansi yang berukuran 35 mm dengan bingkai 2 X 2inci. Bingkai tersebut terbuat dari karton atau plastic. Film bingkai diproyeksikan melalui slide proyektor. Progam visual dapat dikombinasikan dengan suara yang dikenal dengan film bingkai suara. Progam kombinasi film bingkai bersuara, pada umumnya berdurasi antara 10 sampai 30 menit dengan jumlah gambar yang bervariasi, dari 10 sampai 100 buah lebih.[9]

V.                PENUTUP
Demikian makalah ini kami susun. Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak sekali kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dan kontruktif sangat diharapkan demi kesempurnaan karya ilmiah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat dijadikan sumber referensi dan bermanfaat bagi pembaca yang budiman, Aamiin.

DAFTAR PUSTAKA
Kustandi, dkk, Cecep. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digita. (Bogor: Galia Indonsia.

Rohani, Ahmad. 2014. Media Instruksional Edukasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusman, dkk. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Sholeh hamid, Moh. 2011. Metode Edutaiment. Jakarta: Diva Press.




[1] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 211.
[2] Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 33.
[3] Cecep Kustandi, Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, (Bogor: Galia Indonsia, 2011), hlm. 94-95.
[4] Cecep Kustandi, Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, hlm. 104-105.
[5] Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, hlm. 213-214.
[6] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, hlm. 214.
[7] Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), hlm. 76.
[8] Moh. Sholeh hamid, Metode Edutaiment, (Jakarta: Diva Press, 2011), hlm. 157-161.
[9] Cecep Kustandi, Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, hlm. 69-70.

Tidak ada komentar: