Ayo Sinau...!!!

Sabtu, 21 Mei 2016

Puasa dalam Perspektif Agama Islam & Teknologi Modern

PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA ISLAM & TEKNOLOGI MODERN





A.    Pendahuluan

Dengan berkembangnya teknologi di zaman sekarang yang semakin canggih, serta munculnya para ilmuwan yang banyak melakukan eksperimen dengan menggunakan ayat-ayat al-Qur’an serta hadits sebagai referensi, menjadikan bertambahnya hasanah keilmuan, bertambah luasnya pengetahuan tentang islam yang tidak hanya beruang lingkup islam, tapi juga memiliki sisi-sisi yang menakjubkan, efek-efek rohani maupun jasmani. Salah satunya adalah ibadah puasa, yang memiliki banyak manfaat dan hikmah yang terselubung, terutama di bidang kesehatan.

  Dan juga mencermati sejumlah hadis Rasulullah, juga hadis qudsi, dan ayat-ayat al qur’an yang menuturkan dan menjelaskan keutamaan puasa, banyak orang menduga bahwa manfaat puasa hanya terbatas pada dimensi-dimensi ritual (ta’abbudi) dan efek-efek rohani dan emosional. Namun, sejumlah penelitian membuktikan bahwa puasa mempunyai banyak manfaat higienis yang diringkas oleh nabi Muhammad dengan sabdanya: niscaya kalian akan sehat bugar.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kinerja fisik orang yang berpuasa dari terbit fajar shadiq hingga terbenamnya matahari jauh lebih baik daripada kinerja orang yang tidak berpuasa dalam memperbaiki tingkat daya tahan tubuh, memperbaiki kinerja jantung, sistem pernafasan,  sistem pencernaan, sistem saraf, dan sistem lain selama puasa. Begitu banyak makna yang terkandung dari setiap ibadah yang kita lakukan, meskipun begitu masih banyak juga sisi-sisi lain dari puasa  yang belum kita ketahui. Dan makalah ini akan membahas puasa dalam perspektif teknologi modern.



B.     Puasa dalam perspektif Agama Islam

Puasa dalam bahasa Arab disebut ash-shiyam yang berarti imsak atau menahan diri. Dalam istilah syari’at Islam, puasa  atau  shaum berarti suatu bentuk ibadah berupa menahan diri dari makan, minum, hubungan seks, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai waktu maghrib dengan mencari ridha Allah. Puasa merupakan ibadah yang telah lama berkembang dan dilaksanakan oleh umat manusia sebelum Islam, hal tersebut dapat diketahui dari firman Allah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)



Mujahid mengatakan ,”Allah telah mewajibkan puasa kepada setiap umat. ”Sayid Rasyid Ridha mengatakan, “puasa itu pernah dilakukan orang-orang Arab sebelum Islam.” Diberitakan oleh Aisyah bahwa orang-orang Quraisy berpuasa pada hari Asyura.

Rukun puasa terdiri dari niat dan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit  fajar sampai dengan terbitnya matahari. Sedangkan syarat sah puasa yaitu islam dalam sepanjang hari, suci dari haidh dan nifas, serta baligh. Untuk puasa Ramadhan ada tambahan syarat, yaitu harus masuk waktu.

Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin mengatakan bahwa posisi ibadah puasa adalah seperempat bagian dari iman. Artinya barang siapa yang tidak puasa maka imannya kurang seperempat. Hal ini merupakan kesimpulan dari dua sabda Rasulullah saw yang pertama berbunyi  الصوم نصف الصبر” puasa merupakan setengah dari kesabaran. Dan hadits yang kedua yang berbunyi”الصوم نصف الإيمان  “ sabar adalah setengah dari iman. Oleh karena itu Imam Ghazali menyimpulkan bahwa puasa adalah seperempat bagian dari iman.

Keutamaan puasa menurut syari’at Islam adalah, orang-orang yang berpuasa akan melewati sebuah pintu surga bernama Rayyan, dan keutamaan lainnya adalah Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka, sejauh 70 tahun perjalanan. Dan hikmah dari ibadah puasa itu sendiri adalah melatih manusia untuk sabar dalam menjalani hidup. Maksud dari sabar yang tertera dalam al-Qur’an adalah gigih dan ulet seperti yang dimaksud dalam Ali ‘Imron/3: 146.

Diantara hikmah dan faedah puasa selain untuk menjadi orang yang bertakwa adalah sebagai berikut:

a.       Pendidikan/ latihan rohani

Puasa membiasakan manusia agar takut terhadap Allah baik secara rahasia maupun terang-terangan, dalam kesendirian maupun dalam keramaian, sebab orang yang berpuasa tidak ada yang mengawasi kecuali hanya Allah, mendidik jiwa agar dapat menguasai diri, mendidik nafsu agar tidak senantiasa dimanjakan dan menjadikan diri mampu menguasainya sesuai syariat, sebagaimana diisyaratkan dalam hadits:

يا معشر الشباب من استطاع منكم البأة فليتزوج ومن لم يستطع فعليه بالصوم فإنه له وجاء

“Wahai sekalian kaum muda, barangsiapa di antara kalian yang sudah mampu  menikah, maka hendaklah ia segera menikah, sebab menikah dapat lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, sebab ia merupakan tali kekang baginya.”



Puasa juga dapat mendidik kesabaran dan ketabahan yang merupakan jalan menuju takwa, orang yang berpuasa ketika menahan diri dari keinginan nafsu perut dan kemaluan karena menjalankan perintah Allah, berarti ia telah menyerahkan diri kepada Allah dan terlatih untuk sabar dan tabah. Oleh karena itu, ia layak mendapatkan kemuliaan dari Allah: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”(QS.Az-Zumar(39): 10).



b.      Perbaikan pergaulan

Puasa membiasakan empati dan kasih sayang terhadap kaum fakir miskin dan segera memberikan bantuan. Ia memperbaiki dirinya dengan amal shaleh, dengan puasa ia merasa lapar dan susah. Dengan demikian dalam puasa terdapat solidaritas umat dan rasa persaudaraan dan kasih sayang antara dirinya dan saudara-saudaranya sesama muslim yang terhalang oleh kehidupan yang keras. Betapa banyak dalam hidup orang-orang fakir miskin yang lebih pandai, lebih tinggi semangatnya, dan lebih banyak ilmunya daripada orang kaya. Namun kekerasan masyarakat dan ketidakpedulian negara terhadap nasib mereka menyebabkan mereka merintih di bawah himpitan kemiskinan dan sengsara kehidupan.

c.       Kesehatan

Ibadah puasa akan membawa faedah bagi kesehatan rohani dan jasmani jika pelaksanaannya sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan, jika tidak maka hasilnya tidaklah seberapa, malah mungkin ibadah puasa kita sia-sia saja.


“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid,makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (Al-A’raaf:31).



C.    Puasa dalam Perspektif Teknologi Modern

Pada zaman peradaban modern ini, yang menonjol bagi kehidupan dan pemikiran manusia dalam aspek materiil dan ilmu. Bahkan telah menjadikan manusia cenderung memilih hal-hal yang sudah di eksperimen dalam laboratorium. Kondisi semacam ini mendorong  para sarjana muslim melakukan pendalaman tentang fakta-fakta dan ajaran yang berbau metafisis seperti puasa, sholat dan toleransi guna mengetahui pengaruhnya terhadap kelenjar-kelenjar tubuh dan otak manusia. Dalam kajian ini, penelitian ilmiah telah sampai hasil yang menakjubkan, bahkan telah menambah khazanah pengetahuan dan iman para ilmuwan akan kebijakan sang pencipta. Diantaranya adalah:

1.      Orang-orang terdahulu serta makhluk-makhluk selain manusia juga berpuasa.

Lantas apa yang dikatakan ilmu pengetahuan pada peradaban modern saat ini? Beberapa bukti menunjukkan bahwa yang melakukan puasa bukan hanya manusia, tetapi ada mahluk hidup lain yang melakukan. Seperti halnya ayam yang melakukan puasa saat mengerami telurnya selama 21 hari. Sedangkan beruang melakukan hibernasi, guna menghindari musim dingin, episode tidak makan dalam rentang waktu tertentu juga dilakukan ular, tidak hanya hewan pepohonan juga mengalami episode meranggas dengan tidak menyerap unsur hara, dan masih banyak lain hewan yang melakukan hal yang hampir sama dengan puasa.

Yang perlu menjadi catatan bahwa hewan-hewan tersebut keluar dari puasa dengan kondisi yang lebih baik. Begitu pula yang terjadi dengan beberapa burung, dimana setelah masa puasanya bulu mereka tumbuh dengan cantik, dan ular setelah berpuasa mampu berganti kulit yang lebih cemerlang serta pepohonan memunculkan daun-daun yang baru dan lebih segar.

Kalau makhluk hidup yang berperilaku sesuai fitrahnya, dan puasa dianggap sebagai ekspresi psikologi dan memenuhi faktor alamiah, dimana para ilmuwan lebih menyebutnya “hipernation”. Lalu bagaimanakah dengan manusia yang berperilaku dengan akalnya lebih besar   dari pada instingnya?

Menurut salah satu arkeolog, manusia telah mengenal puasa secara insting dan fitrah sebelum agama-agama samawi turun, sudah sejak zaman mesir kuno. Sedangkan puasa sudah dikenal pada zaman roma dan yunani dan itu sebelum lahirnya agama nasrani. Sedangkan pada zaman dahulu mereka melakukan puasa dengan tujuan yang tidak jauh berbeda pada zaman dewasa ini, bahwa:

-          mereka berpuasa untuk mensucikan ruh dan melatih kesabaran.

-          mereka berpuasa sebagai denda atau tebusan dosa yang telah lakukan.

-          mereka berpuasa karena berduka cita atau sedih dan memohon rahmat    kepada arwah mereka.

-          mereka berpuasa karena nadzar.

-          Mereka puasa agar bisa disiplin, taat dan tenang.

-          dan pada akhirnya tujuan puasa sebagai upaya pengobatan dan menjaga dari penyakit.

Beberapa ahli dari negara-negara Barat dan Timur juga telah meneliti dan membuktikan tentang manfaat puasa, dan hasil pengamatan dan penelitian yang mereka lakukan itu mereka himpun dalam sebuah buku yang bernama Why Fast yang mengalami 17 kali cetak ulang dalam tempo sewindu. Di buku itu, Allan Cott, M.D., seorang ahli dari Amerika membeberkan berbagai hikmah puasa antara lain:

-          to feel better physically and mentally (merasa lebih baik secara fisik dan mental)

-          to look and feel younger (melihat dan merasa lebih muda)

-          to clean out the body (membersihkan badan)

-          to lower blood pressure and cholesterol levels (menurunkan tekanan darah dan kadar lemak)

-          to get more out of sex (lebih mampu mengendalikan seks)

-          to let the body health it self (membuat badan sehat dengan

-          sendirinya)

-          to relieve tension (mengendorkan ketegangan jiwa)

-          to sharp the senses (menajamkan fungi indrawi)

-          to gain control of oneself (memperoleh kemampuan mengendalikan diri sendiri)

-          to slow the aging process (memperlambat proses penuaan).

2.      Eksistensi puasa dalam kerangka kajian ilmu

Fakta-fakta yang mendorong para ilmuwan untuk berasumsi bahwa puasa merupakan ekspresi psikologi yang menurut karakteristiknya bukan semata-mata orientasi alamiah ibadah.

Puasa merupakan pemicu kesehatan manusia secara komprehensif, seperti makan, bernafas bergerak dan tidur. Makhluk hidup jika tidak melakukan tidur, dan tanpa bergerak akan menderita penyakit tertentu. Analisis yang digunakan dalam hal ini bisa secara biologis dan kimiawi atau keduanya. Pada dasarnya contoh yang dapat kita jadikan pedoman berupa tubuh manusia ketika berpuasa menghancurkan makanan yang masuk kedalam usus. Ketika benda-benda tersebut hancur dan menjadi protein  yang menyebar ke segala tubuh.

Artinya puasa sebagai penggerak dan pembaharuan dalam tubuh. Terutama dengan kelenjar-kelenjar yang mendorong aktivitas pencernaan. hal ini juga memberi pemahaman bahwa  mempercepat pertumbuhan dan aktivitas berfikir. Realitas seperti ini benar-benar telah menentang pendapat bahwa puasa menyebabkan mengurangi tekanan darah. Sedang hal ini terjadi, karena puasa yang dilakukan dengan porsi yang berlebihan.

3.      Puasa sebagai penjaga kesehatan dan penyembuh penyakit

a.       menjaga dari kelebihan-kelebihan menumpuknya makanan dalam tubuh dan menjaga dari bakteri penyakit

Jika puasa mampu menghancurkan sel-sel yang lemah dan bibit penyakit, maka dapat dikatakan bahwa puasa merupakan obat yang mampu menghilangkan atau menghancurkan sel-sel yang lemah.

b.      Puasa akan melindungi kesehatan seseorang dari penyakit gula

Pada puasa kadar gula berkurang, hal ini mampu mengistirahatkan pankreas, sedangkan pankreas memproduksi insulin. Dimana insulin dalam peredarannya akan mempengaruhi zat gula dalam darah apabila makanan bertambah, maka bertambah pula pankreas dalam memproduksi insulin. Maka kelenjar tersebut akan terlalu kuat dan tidak akan sanggup menjalankan tugasnya.

Maka dengan begitu jalan terbaik memelihara pangkreas dari beban ini  adalah dengan berpuasa secara teratur dan seimbang. (hal 233 plubiction sains)

c.       Sedikit berpuasa akan menyehatkan perut

Sekurang-kurang 12 jam dalam sehari pada waktu berpuasa usus besar akan kosong secara sempurna. Dan hal ini dilakukan dalam waktu sebulan penuh. Masa ini cukup untuk membersihkan makanan yang tertimbun dalam usus besar dan memberikan usus besar waktu beristirahat dari proses pencernaan. Karena itu dalam bulan puasa usus besar bersih dari makanan yang bertumpuk, suatu hal yang menjadikan makanan tidak masam karena tidak tercerna.

d.      Puasa membebaskan usus-usus dan usus besar dari makanan yang tertimbun

Dengan membebaskan usus-usus dari makanan yang tertimbun dapat membebaskan seseorang dari gas dan bau yang tidak sedap, rusaknya pencernaan, makanan yang membusuk dan tidak adanya kemampuan menyerap makanan.

e.       Puasa sebagai penurun berat badan

Puasa merupakan kesempatan terbaik untuk menghindari kegemukan dan perut yang buncit, jika dilakukan secara seimbang, yakni tidak memenuhi perut secara berlebihan dalam berbuka. Ironisnya, banyak diantara manusia yang berpuasa, berat badannya justru bertambah. Ini memang banyak terjadi dan penyebabnya adalah karena dalam berbuka tidak mengikuti sunnah yang diajarkan Rasulullah. Pada saat berpuasa Rasulullah memulai berbuka dengan sedikit kurma terlebih dahulu, kemudian mendirikan shalat dan setelah itu kembali untuk menyempurnakan bukanya. Dari Anas ra. Ia berkata:

يفطرعلى رطبات قبل ان يصلي فإن لم يكن فعلى تمرات فإن لم يكن حسوات من الماء                       

"Rasulullah saw. Berbuka dengan beberapa kurma sebelum shalat, jika tidak ada maka dengan buah-buahan, dan jika tidak ada maka beliau berbuka dengan beberapa teguk air”.



Rasulullah saw mengawali buka puasanya dengan makan kurma dan segelas air putih, hal ini sangat menarik dalam tinjauan biokimiawi. Kurma mengandung monosakarida (glukosa dan fruktosa), berbeda dengan tepung atau nasi yang merupakan bentuk polisakarida. Karena gugusan molekulnya yang sederhana maka energi dalam kurma langsung siap jadi dan tinggal diserap oleh saluran pencernaan. Dengan mengonsumsi kurma, lambung tidak terbebani dengan makanan yang keras-keras, karena seharian setelah lambung diberi kesempatan melakukan regenerasi sel-selnya organ tersebut diberikan beban kerja yang ringan dan bertahap. Kurma juga memiliki kalori tinggi yang bermanfaat untuk otak, meningkatkan level gula darah secara gradual, dan mengurangi rasa lapar dengan segera. Dengan ini seseorang tidak selalu merasa lapar sehingga menghindari dari banyaknya makan.

f.        Waktu berpuasa merupakan kesempatan yang paling baik untuk menjaga   kesehatan kita dari segala kebiasaan yang membahayakan kesehatan

   Kebiasaan itu seperti merokok mengisap ganja dan minuman keras. Karena ibadah ini mengandung unsur-unsur tertentu dari jenis yang menyebabkan saraf seseorang menjadi kecanduan.

g.      Puasa dan penyakit kulit

Pada puasa mampu mengurangi kadar gula dalam darah, sehingga berpengaruh pula pada kadar gula pada kulit, hal ini sesuai dengan kondisi darah dalam kulit. Kekeringan kadar air dalam kulit dapat:

-          menambah ketegaran dan daya tahan terhadap bakteri

-          memperkecil kemungkinan berkembangnya penyakit

-          dengan membebaskan usus dari proses pencernaan. Maka akan memperkecil gas-gas beracun dan masamnya makanan yang menyebabkan bisul-bisul pada kulit.

4.       Puasa juga mengandung aspek-aspek spiritual antara lain :

-          Mengajarkan cinta kasih antara manusia

-          Memberikan rasa harap, kreatif, dan selalu optimis memandang hidupnya

-          Dengan puasa manusia meresapi arti dan efektifitas ibadahnya, pengabdian yang murni terbuka kepada Allah

-          Mengajarkan manusia bersabar hati

-          Meningkatkan kewaspadaan dari nafsu jahat

-          Mengajari manusia cara menabung

-          Memperbanyak amal sosial dan shadaqah

-          Dan lain lainnya.











D.    Penutup

1.    Kesimpulan

puasa atau shaum berarti suatu bentuk ibadah berupa menahan diri dari makan, minum, hubungan seks, dan hal- hal lain yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai waktu maghrib dengan mencari ridha Allah. Sedangkan rukun puasa meliputi niat dan menahan dan syarat sahnya yaitu islam dalam sepanjang hari, suci dari haidh dan nifas, serta baligh. Untuk puasa Ramadhan ada tambahan syarat, yaitu harus masuk waktu.

Secara perspektif teknologi modern puasa dapat memperpanjang umur manusia, melindungi kesehatan seseorang dari penyakit gula, sebagai penurun berat badan, menjaga dari penyakit kulit, menyehatkan perut, dan juga bisa menjadi obat dari penyakit rohani .

2.    Saran

Demikianlah makalah ini kami buat. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan, kami mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pemakalah dan pembaca. Amin.






Disusun oleh: Abdul Aziz Afifi dan  Siti Nur Alfiyah
Editor: Tomy Muhlisin Ahmad



DAFTAR PUSTAKA

Ash-Shiddieqy, M. Hasbi, Pedoman Puasa, Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2009

Aziz Ahmad dan Wahhab Ahmad, Fiqh Ibadah, Jakarta: Mizan, 2009

           Hashman, Ade, Rahasia Kesehatan Rasulullah, Jakarta: PT Mizan Publika, 2012




Miftah, Faridh, Puasa Ibadah Kaya Makna, Jakarta: Gema Insani, 2007

Syauqi, Ahmad, Nilai Kesehatan Dalam Syari’at Islam, Jakarta: Bumi Aksara,1996

Thaha, Ahmad,  Kedokteran Dalam Islam, Surabaya: PT Bina Ilmu,1982

Zaghlul, An-Najar, Pembuktian Sains Dalam Sunnah, Jakarta: Amzah, 2006

Tidak ada komentar: