PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA ISLAM & TEKNOLOGI MODERN
A. Pendahuluan
Dengan berkembangnya
teknologi di zaman sekarang yang semakin canggih, serta munculnya para ilmuwan
yang banyak melakukan eksperimen dengan menggunakan ayat-ayat al-Qur’an serta
hadits sebagai referensi, menjadikan bertambahnya hasanah keilmuan, bertambah luasnya
pengetahuan tentang islam yang tidak hanya beruang lingkup islam, tapi juga
memiliki sisi-sisi yang menakjubkan, efek-efek rohani maupun jasmani. Salah
satunya adalah ibadah puasa, yang memiliki banyak manfaat dan hikmah yang
terselubung, terutama di bidang kesehatan.
Dan juga mencermati sejumlah hadis
Rasulullah, juga hadis qudsi, dan ayat-ayat al qur’an yang menuturkan dan
menjelaskan keutamaan puasa, banyak orang menduga bahwa manfaat puasa hanya
terbatas pada dimensi-dimensi ritual (ta’abbudi) dan efek-efek rohani
dan emosional. Namun, sejumlah penelitian membuktikan bahwa puasa mempunyai
banyak manfaat higienis yang diringkas oleh nabi Muhammad dengan sabdanya: niscaya
kalian akan sehat bugar.
Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa kinerja fisik orang yang berpuasa dari terbit fajar shadiq
hingga terbenamnya matahari jauh lebih baik daripada kinerja orang yang tidak
berpuasa dalam memperbaiki tingkat daya tahan tubuh, memperbaiki kinerja
jantung, sistem pernafasan, sistem
pencernaan, sistem saraf, dan sistem lain selama puasa. Begitu banyak makna
yang terkandung dari setiap ibadah yang kita lakukan, meskipun begitu masih
banyak juga sisi-sisi lain dari puasa
yang belum kita ketahui. Dan makalah ini akan membahas puasa dalam
perspektif teknologi modern.
B. Puasa
dalam perspektif Agama Islam
Puasa dalam bahasa Arab
disebut ash-shiyam yang berarti imsak atau menahan diri. Dalam istilah syari’at
Islam, puasa atau shaum berarti suatu bentuk ibadah berupa
menahan diri dari makan, minum, hubungan seks, dan hal-hal lain yang
membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai waktu maghrib dengan mencari ridha
Allah. Puasa merupakan ibadah yang telah lama berkembang dan dilaksanakan oleh
umat manusia sebelum Islam, hal tersebut dapat diketahui dari firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ
عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa”
(QS. Al Baqarah: 183)
Mujahid mengatakan ,”Allah
telah mewajibkan puasa kepada setiap umat. ”Sayid Rasyid Ridha mengatakan,
“puasa itu pernah dilakukan orang-orang Arab sebelum Islam.” Diberitakan oleh
Aisyah bahwa orang-orang Quraisy berpuasa pada hari Asyura.
Rukun puasa terdiri dari
niat dan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai dengan terbitnya matahari.
Sedangkan syarat sah puasa yaitu islam dalam sepanjang hari, suci dari haidh
dan nifas, serta baligh. Untuk puasa Ramadhan ada tambahan syarat, yaitu harus
masuk waktu.
Imam Ghazali dalam Ihya
Ulumuddin mengatakan bahwa posisi ibadah puasa adalah seperempat bagian
dari iman. Artinya barang siapa yang tidak puasa maka imannya kurang
seperempat. Hal ini merupakan kesimpulan dari dua sabda Rasulullah saw yang
pertama berbunyi “الصوم نصف الصبر” puasa merupakan setengah dari kesabaran.
Dan hadits yang kedua yang berbunyi”الصوم نصف
الإيمان “
sabar adalah setengah dari iman. Oleh karena itu Imam Ghazali menyimpulkan
bahwa puasa adalah seperempat bagian dari iman.
Keutamaan puasa menurut
syari’at Islam adalah, orang-orang yang berpuasa akan melewati sebuah pintu
surga bernama Rayyan, dan keutamaan lainnya adalah Allah akan menjauhkan
wajahnya dari api neraka, sejauh 70 tahun perjalanan. Dan hikmah dari ibadah
puasa itu sendiri adalah melatih manusia untuk sabar dalam menjalani hidup.
Maksud dari sabar yang tertera dalam al-Qur’an adalah gigih dan ulet seperti
yang dimaksud dalam Ali ‘Imron/3: 146.
Diantara hikmah dan faedah
puasa selain untuk menjadi orang yang bertakwa adalah sebagai berikut:
a.
Pendidikan/
latihan rohani
Puasa membiasakan manusia agar takut terhadap Allah baik secara
rahasia maupun terang-terangan, dalam kesendirian maupun dalam keramaian, sebab
orang yang berpuasa tidak ada yang mengawasi kecuali hanya Allah, mendidik jiwa
agar dapat menguasai diri, mendidik nafsu agar tidak senantiasa dimanjakan dan
menjadikan diri mampu menguasainya sesuai syariat, sebagaimana diisyaratkan
dalam hadits:
يا
معشر الشباب من استطاع منكم البأة فليتزوج ومن لم يستطع فعليه بالصوم فإنه له وجاء
“Wahai sekalian kaum
muda, barangsiapa di antara kalian yang sudah mampu menikah, maka hendaklah ia segera menikah,
sebab menikah dapat lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan
barangsiapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, sebab ia merupakan
tali kekang baginya.”
Puasa juga dapat mendidik kesabaran dan ketabahan yang merupakan
jalan menuju takwa, orang yang berpuasa ketika menahan diri dari keinginan nafsu
perut dan kemaluan karena menjalankan perintah Allah, berarti ia telah
menyerahkan diri kepada Allah dan terlatih untuk sabar dan tabah. Oleh karena
itu, ia layak mendapatkan kemuliaan dari Allah: “Sesungguhnya hanya orang-orang
yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”(QS.Az-Zumar(39):
10).
b.
Perbaikan
pergaulan
Puasa membiasakan empati dan kasih sayang terhadap kaum fakir miskin
dan segera memberikan bantuan. Ia memperbaiki dirinya dengan amal shaleh,
dengan puasa ia merasa lapar dan susah. Dengan demikian dalam puasa terdapat
solidaritas umat dan rasa persaudaraan dan kasih sayang antara dirinya dan
saudara-saudaranya sesama muslim yang terhalang oleh kehidupan yang keras.
Betapa banyak dalam hidup orang-orang fakir miskin yang lebih pandai, lebih
tinggi semangatnya, dan lebih banyak ilmunya daripada orang kaya. Namun
kekerasan masyarakat dan ketidakpedulian negara terhadap nasib mereka
menyebabkan mereka merintih di bawah himpitan kemiskinan dan sengsara
kehidupan.
c.
Kesehatan
Ibadah puasa akan membawa faedah bagi kesehatan rohani dan jasmani
jika pelaksanaannya sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan, jika tidak
maka hasilnya tidaklah seberapa, malah mungkin ibadah puasa kita sia-sia saja.
“Hai anak Adam, pakailah
pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid,makan dan minumlah, dan
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan. (Al-A’raaf:31).
C. Puasa
dalam Perspektif Teknologi Modern
Pada zaman peradaban
modern ini, yang menonjol bagi kehidupan dan pemikiran manusia dalam aspek
materiil dan ilmu. Bahkan telah menjadikan manusia cenderung memilih hal-hal
yang sudah di eksperimen dalam laboratorium. Kondisi semacam ini mendorong para sarjana muslim melakukan pendalaman
tentang fakta-fakta dan ajaran yang berbau metafisis seperti puasa, sholat dan
toleransi guna mengetahui pengaruhnya terhadap kelenjar-kelenjar tubuh dan otak
manusia. Dalam kajian ini, penelitian ilmiah telah sampai hasil yang
menakjubkan, bahkan telah menambah khazanah pengetahuan dan iman para ilmuwan
akan kebijakan sang pencipta. Diantaranya adalah:
1.
Orang-orang terdahulu serta
makhluk-makhluk selain manusia juga berpuasa.
Lantas apa yang dikatakan
ilmu pengetahuan pada peradaban modern saat ini? Beberapa bukti menunjukkan
bahwa yang melakukan puasa bukan hanya manusia, tetapi ada mahluk hidup lain
yang melakukan. Seperti halnya ayam yang melakukan puasa saat mengerami
telurnya selama 21 hari. Sedangkan beruang melakukan hibernasi, guna
menghindari musim dingin, episode tidak makan dalam rentang waktu tertentu juga
dilakukan ular, tidak hanya hewan pepohonan juga mengalami episode meranggas
dengan tidak menyerap unsur hara, dan masih banyak lain hewan yang melakukan
hal yang hampir sama dengan puasa.
Yang perlu menjadi catatan
bahwa hewan-hewan tersebut keluar dari puasa dengan kondisi yang lebih baik.
Begitu pula yang terjadi dengan beberapa burung, dimana setelah masa puasanya
bulu mereka tumbuh dengan cantik, dan ular setelah berpuasa mampu berganti
kulit yang lebih cemerlang serta pepohonan memunculkan daun-daun yang baru dan
lebih segar.
Kalau makhluk hidup yang
berperilaku sesuai fitrahnya, dan puasa dianggap sebagai ekspresi psikologi dan
memenuhi faktor alamiah, dimana para ilmuwan lebih menyebutnya “hipernation”.
Lalu bagaimanakah dengan manusia yang berperilaku dengan akalnya lebih
besar dari pada instingnya?
Menurut salah satu
arkeolog, manusia telah mengenal puasa secara insting dan fitrah sebelum
agama-agama samawi turun, sudah sejak zaman mesir kuno. Sedangkan puasa sudah
dikenal pada zaman roma dan yunani dan itu sebelum lahirnya agama nasrani.
Sedangkan pada zaman dahulu mereka melakukan puasa dengan tujuan yang tidak
jauh berbeda pada zaman dewasa ini, bahwa:
-
mereka berpuasa untuk mensucikan ruh
dan melatih kesabaran.
-
mereka berpuasa sebagai denda atau
tebusan dosa yang telah lakukan.
-
mereka berpuasa karena berduka cita
atau sedih dan memohon rahmat kepada
arwah mereka.
-
mereka berpuasa karena nadzar.
-
Mereka puasa agar bisa disiplin, taat
dan tenang.
-
dan pada akhirnya tujuan puasa sebagai
upaya pengobatan dan menjaga dari penyakit.
Beberapa
ahli dari negara-negara Barat dan Timur juga telah meneliti dan membuktikan
tentang manfaat puasa, dan hasil pengamatan dan penelitian yang mereka lakukan
itu mereka himpun dalam sebuah buku yang bernama Why Fast yang mengalami 17
kali cetak ulang dalam tempo sewindu. Di buku itu, Allan Cott, M.D., seorang
ahli dari Amerika membeberkan berbagai hikmah puasa antara lain:
-
to feel better physically and
mentally (merasa
lebih baik secara fisik dan mental)
-
to look and feel younger (melihat dan merasa lebih
muda)
-
to clean out the body (membersihkan badan)
-
to lower blood pressure and
cholesterol levels (menurunkan tekanan darah dan kadar lemak)
-
to get more out of sex (lebih mampu mengendalikan
seks)
-
to let the body health it self (membuat badan sehat
dengan
-
sendirinya)
-
to relieve tension (mengendorkan ketegangan
jiwa)
-
to sharp the senses (menajamkan fungi
indrawi)
-
to gain control of oneself (memperoleh kemampuan
mengendalikan diri sendiri)
-
to slow the aging process (memperlambat proses
penuaan).
2.
Eksistensi puasa dalam kerangka
kajian ilmu
Fakta-fakta
yang mendorong para ilmuwan untuk berasumsi bahwa puasa merupakan ekspresi
psikologi yang menurut karakteristiknya bukan semata-mata orientasi alamiah
ibadah.
Puasa
merupakan pemicu kesehatan manusia secara komprehensif, seperti makan, bernafas
bergerak dan tidur. Makhluk hidup jika tidak melakukan tidur, dan tanpa
bergerak akan menderita penyakit tertentu. Analisis yang digunakan dalam hal
ini bisa secara biologis dan kimiawi atau keduanya. Pada dasarnya contoh yang
dapat kita jadikan pedoman berupa tubuh manusia ketika berpuasa menghancurkan
makanan yang masuk kedalam usus. Ketika benda-benda tersebut hancur dan menjadi
protein yang menyebar ke segala tubuh.
Artinya
puasa sebagai penggerak dan pembaharuan dalam tubuh. Terutama dengan
kelenjar-kelenjar yang mendorong aktivitas pencernaan. hal ini juga memberi
pemahaman bahwa mempercepat pertumbuhan
dan aktivitas berfikir. Realitas seperti ini benar-benar telah menentang
pendapat bahwa puasa menyebabkan mengurangi tekanan darah. Sedang hal ini
terjadi, karena puasa yang dilakukan dengan porsi yang berlebihan.
3.
Puasa sebagai penjaga kesehatan dan
penyembuh penyakit
a. menjaga
dari kelebihan-kelebihan menumpuknya makanan dalam tubuh dan menjaga dari
bakteri penyakit
Jika puasa mampu
menghancurkan sel-sel yang lemah dan bibit penyakit, maka dapat dikatakan bahwa
puasa merupakan obat yang mampu menghilangkan atau menghancurkan sel-sel yang
lemah.
b. Puasa
akan melindungi kesehatan seseorang dari penyakit gula
Pada puasa kadar gula
berkurang, hal ini mampu mengistirahatkan pankreas, sedangkan pankreas
memproduksi insulin. Dimana insulin dalam peredarannya akan mempengaruhi zat
gula dalam darah apabila makanan bertambah, maka bertambah pula pankreas dalam
memproduksi insulin. Maka kelenjar tersebut akan terlalu kuat dan tidak akan
sanggup menjalankan tugasnya.
Maka dengan begitu jalan
terbaik memelihara pangkreas dari beban ini
adalah dengan berpuasa secara teratur dan seimbang. (hal 233 plubiction
sains)
c. Sedikit
berpuasa akan menyehatkan perut
Sekurang-kurang 12 jam
dalam sehari pada waktu berpuasa usus besar akan kosong secara sempurna. Dan
hal ini dilakukan dalam waktu sebulan penuh. Masa ini cukup untuk membersihkan
makanan yang tertimbun dalam usus besar dan memberikan usus besar waktu
beristirahat dari proses pencernaan. Karena itu dalam bulan puasa usus besar
bersih dari makanan yang bertumpuk, suatu hal yang menjadikan makanan tidak
masam karena tidak tercerna.
d. Puasa
membebaskan usus-usus dan usus besar dari makanan yang tertimbun
Dengan membebaskan
usus-usus dari makanan yang tertimbun dapat membebaskan seseorang dari gas dan
bau yang tidak sedap, rusaknya pencernaan, makanan yang membusuk dan tidak
adanya kemampuan menyerap makanan.
e. Puasa
sebagai penurun berat badan
Puasa merupakan kesempatan
terbaik untuk menghindari kegemukan dan perut yang buncit, jika dilakukan
secara seimbang, yakni tidak memenuhi perut secara berlebihan dalam berbuka.
Ironisnya, banyak diantara manusia yang berpuasa, berat badannya justru
bertambah. Ini memang banyak terjadi dan penyebabnya adalah karena dalam
berbuka tidak mengikuti sunnah yang diajarkan Rasulullah. Pada saat berpuasa
Rasulullah memulai berbuka dengan sedikit kurma terlebih dahulu, kemudian
mendirikan shalat dan setelah itu kembali untuk menyempurnakan bukanya. Dari
Anas ra. Ia berkata:
يفطرعلى
رطبات قبل ان يصلي فإن لم يكن فعلى تمرات فإن لم يكن حسوات من الماء
"Rasulullah saw. Berbuka dengan beberapa
kurma sebelum shalat, jika tidak ada maka dengan buah-buahan, dan jika tidak
ada maka beliau berbuka dengan beberapa teguk air”.
Rasulullah saw mengawali
buka puasanya dengan makan kurma dan segelas air putih, hal ini sangat menarik
dalam tinjauan biokimiawi. Kurma mengandung monosakarida (glukosa dan
fruktosa), berbeda dengan tepung atau nasi yang merupakan bentuk polisakarida.
Karena gugusan molekulnya yang sederhana maka energi dalam kurma langsung siap
jadi dan tinggal diserap oleh saluran pencernaan. Dengan mengonsumsi kurma,
lambung tidak terbebani dengan makanan yang keras-keras, karena seharian
setelah lambung diberi kesempatan melakukan regenerasi sel-selnya organ
tersebut diberikan beban kerja yang ringan dan bertahap. Kurma juga memiliki
kalori tinggi yang bermanfaat untuk otak, meningkatkan level gula darah secara
gradual, dan mengurangi rasa lapar dengan segera. Dengan ini seseorang tidak
selalu merasa lapar sehingga menghindari dari banyaknya makan.
f.
Waktu berpuasa merupakan kesempatan
yang paling baik untuk menjaga
kesehatan kita dari segala kebiasaan yang membahayakan kesehatan
Kebiasaan itu seperti merokok mengisap ganja
dan minuman keras. Karena ibadah ini mengandung unsur-unsur tertentu dari jenis
yang menyebabkan saraf seseorang menjadi kecanduan.
g. Puasa
dan penyakit kulit
Pada puasa mampu
mengurangi kadar gula dalam darah, sehingga berpengaruh pula pada kadar gula
pada kulit, hal ini sesuai dengan kondisi darah dalam kulit. Kekeringan kadar
air dalam kulit dapat:
-
menambah ketegaran dan daya tahan terhadap
bakteri
-
memperkecil kemungkinan berkembangnya
penyakit
-
dengan membebaskan usus dari proses
pencernaan. Maka akan memperkecil gas-gas beracun dan masamnya makanan yang
menyebabkan bisul-bisul pada kulit.
4.
Puasa juga mengandung aspek-aspek spiritual
antara lain :
-
Mengajarkan cinta kasih antara
manusia
-
Memberikan rasa harap, kreatif, dan
selalu optimis memandang hidupnya
-
Dengan puasa manusia meresapi arti
dan efektifitas ibadahnya, pengabdian yang murni terbuka kepada Allah
-
Mengajarkan manusia bersabar hati
-
Meningkatkan kewaspadaan dari nafsu
jahat
-
Mengajari manusia cara menabung
-
Memperbanyak amal sosial dan shadaqah
-
Dan lain lainnya.
D. Penutup
1. Kesimpulan
puasa atau shaum berarti
suatu bentuk ibadah berupa menahan diri dari makan, minum, hubungan seks, dan
hal- hal lain yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai waktu maghrib
dengan mencari ridha Allah. Sedangkan rukun puasa meliputi niat dan menahan dan
syarat sahnya yaitu islam dalam sepanjang hari, suci dari haidh dan nifas,
serta baligh. Untuk puasa Ramadhan ada tambahan syarat, yaitu harus masuk
waktu.
Secara perspektif
teknologi modern puasa dapat memperpanjang umur manusia, melindungi kesehatan
seseorang dari penyakit gula, sebagai penurun berat badan, menjaga dari
penyakit kulit, menyehatkan perut, dan juga bisa menjadi obat dari penyakit
rohani .
2. Saran
Demikianlah makalah ini
kami buat. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan, kami
mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan
makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pemakalah
dan pembaca. Amin.
Disusun oleh: Abdul
Aziz Afifi dan Siti Nur Alfiyah
Editor: Tomy Muhlisin Ahmad
DAFTAR
PUSTAKA
Ash-Shiddieqy, M.
Hasbi, Pedoman Puasa, Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2009
Aziz Ahmad dan
Wahhab Ahmad, Fiqh Ibadah, Jakarta: Mizan, 2009
Hashman, Ade, Rahasia Kesehatan Rasulullah, Jakarta: PT Mizan
Publika, 2012
Miftah, Faridh, Puasa Ibadah Kaya Makna,
Jakarta: Gema Insani, 2007
Syauqi, Ahmad, Nilai Kesehatan Dalam
Syari’at Islam, Jakarta: Bumi Aksara,1996
Thaha, Ahmad, Kedokteran Dalam Islam, Surabaya: PT
Bina Ilmu,1982
Zaghlul, An-Najar, Pembuktian Sains
Dalam Sunnah, Jakarta: Amzah, 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar