Ayo Sinau...!!!

Kamis, 20 April 2017

Makalah Perencanaan Pembelajaran: Hasil Belajar sebagai Acuan Perencanaan Pembelajaran

HASIL BELAJAR SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Oleh: Tomy Muhlisin Ahmad



I.         PENDAHULUAN
Pendidikan di Indonesia dalam memperbaiki dan meningkatkan tidak akan pernah berhenti. Banyak agenda perubahan yang telah, sedang, dan akan dilakukan. Berbagai program baru, baik hasil kreatifitas dan inovasi ikut andil dalam reformasi pendidikan.
Pentingnya edukasi dalam segala aspek kehidupan[1], salah satunya tidak telepas dari kegiatan pembelajaran yang merupakan salah satu aspek dari proses dalam pendidikan, maka harus didesain melalui perencanaan yang aplikatif dan sistematis yang diwujudkan oleh guru-guru yang mempunyai pengaruh dan kompetensi.
Kegiatan proses belajar mengajar, memiliki pengaruh besar terhadap proses kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Hal ini disebabkan karena kurikulum, materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi pokok. Guru harus mengetahui situasi kelas dalam proses belajar mengajar. Adanya keragaman dalam hal kecakapan potensi yang memungkinkan untuk berkembang yang diperoleh dalam hasil pembelajaran.
Pendidikan merupakan wadah memanusiakan manusia, di mana semua elemen saling memengaruhi yang saling memiliki peranan, yakni orang tua, keluarga dan masyarakat. Pendidikan tidak hanya terbatas pada penilaian berupa nominal, akan tetapi ada aspek lain yang perlu dinilai baik spiritual maupun sikap, pada dasarnya semua itu guna membentuk karakter manusia utuh.
Menimbang banyak pertanggungjawaban yang dibebeankan pada peserta didik , mereka dituntut untuk berlatih bertanggung jawab, baik pada dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat, bahkan kepada Allah (religiusitas) terkait ilmu-ilmu yang telah mereka dapatkan dibangku sekolah. Bicara masalah hasil penilaian maka berbicara pula mengenai apa-apa yang harus dilakukan setelah mengetahui dari tindakan pertama dalam sesi pembelajaran selanjutnya, ini menjadi penting ketika seorang pendidik akan melakukan terobasan baru untuk menciptakan inovasi pembelajaran, untuk itu makalah ini akan mencoba menguraikan hasil belajar terhadap perumusan perencanaan pembelajaran, antara lain pengertian belajar, hasil belajar, perencanaan pembelajaran, konsep dasar penilaian, dan hasil belajar sebagai objek penilaian.



II.      PEMBAHASAN
A.    Pengertian Belajar
Dr. Nanang Hanafiah dalam bukunya Konsep Strategi Pembelajaran, memuat dua aspek definisi belajar, yaitu pandangan tradisional dan modern. Pandangan tradisional lebih berorientasi pada pengembangan intelektualitas atau pengembangan otak. Pandangan ini memandang bahwa belajar adalah usaha memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Adanya pernyataan knowledge is power, ilmu sebagai kekuatan, siapa yang menguasai ilmu pengetahuan maka kekuasaan akan mengikutinya. Adapun pandangan modern, lebih berorientasi pada perubahan perilaku secara holistik dan integral. Oleh karena itu, belajar adalah proses perubahan perilaku, berkat interaksi dengan lingkungannya. Perubahan perilaku mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan yang dimaksud lingkungan mencakup di mana siswa itu berada[2] baik di lingkungan keluarga, sekolah, atau masyarakat. 
B.     Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hal tersebut dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari interaksi tindak belajar mengajar yang diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.[3]
Dikutip dari bukunya Nana Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.[4] Sedangkan menurut Warsito bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.[5] Sesorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya di antaranya dari segi kemampuan berpikir, keterampilan, atau sikap atau moralnya terhadap suatu objek.
Lebih jauh, pengertian hasil belajar dapat dilihat dalam taksonomi Bloom, yakni dikelompokkan dalam tiga ranah (domain) yaitu kognitif atau kemampuan berpikir, afektif atau sikap, dan psikomotor atau keterampilan. Tidak jauh dengan pendapat Bloom, Gagne mengembangkan kemampuan hasil belajar menjadi beberapa macam antara lain; hasil belajar intelektual merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingsikolastik, strategi kognitif yaitu mengatur cara belajar dan berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya termasuk kemampuan memecahkan masalah, sikap dan nilai yang berhubungan dengan arah intensitas emosional dimiliki seseorang sebagaimana disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku terhadap orang dan kejadian, informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta, dan keterampilan motorik yaitu kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan hidup serta memrestasikan konsep dan lambang.[6]
Untuk mengetahui hasil belajar seseorang dapat dilakukan dengan melakukan tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran memerlukan alat sebagai pengumpul data yang disebut dengan instrumen penilaian hasil belajar. Menurut Wahid Murni, dkk. (2010), instrumen dibagi menjadi dua bagian besar, yakni tes dan non tes. Selanjutnya, menurut Hamalik, memberikan gambaran bahwa hasil belajar yang diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar dengan sungguh-sungguh. Hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.[7]
C.    Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Dikutip dari bukunya Abdul Majid yang berjudul Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru; definisi menurut William Newman, perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan. Mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, metode, prosedur, maupun jadwal sehari-hari.
Menurut Nana Sujana (2000), menyatakan bahwa perencanaan merupakan proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.[8] Menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan, menyusun langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada tercapainya tujuan tertentu.
Sedangkan pengertian pembelajaran, mengutip dari bukunya Prof. Hamzah B. Uno; Model Pembelajaran, menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.[9] Suatu proses yang dilakukan oleh para pendidik dalam membimbing, membantu, mengarahkan, dan mengajarkan peserta didiknya untuk memiliki kemampuan dan pengalaman belajar.
Dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses penyusunan materi pembelajaran, pengguanaan materi dan metode pengajaran serta penilaian yang dilakukan oleh para pendidik dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu[10] untuk membimbing, mengarahkan, dan mengajarkan peserta didiknya guna memiliki hasil belajar berupa kemampuan dan pengalaman belajar.
Hakikat perencanaan atau desain sebagai perhatian dan upaya untuk bagaimana membelajarkan siswa dan bukan apa yang dipelajari siswa.[11] Perhatian terhadap apa yang dipelajari siswa dan tujuan yang ingin dicapai dari isi pembelajaran yang harus dipelajari.
D.    Hasil Belajar sebagai Acuan Perencanaan Pembelajaran
Laporan hasil belajar yang dibuat dalam bentuk garis kontinuum (grafik perkembangan) yang memuat deskripsi dan uraian perkembangan kemampuan atau kompetensi hasil belajar siswa dinamakan peta perkembangan hasil belajar yang dapat dipahami bahwa perkembangan kemajuan belajar siswa bersifat multidimensional, yaitu kemajuan atau perkembangan belajar siswa dalam semua bidang studi secara simultan.
Acuan guru dalam memantau perkembangan belajar siswa. Suatu kemampuan yang perlu dikaji terlebih dahulu, apakah kemampuan sudah didukung oleh data yang memadai, atau kompleks untuk dijadikan tolak ukur keberhasilan peserta didik, apakah penggunaan alat ukur yang berbeda akan memperoleh kemampuan yang berbeda.
Acuan guru dalam mengestimasi tingkat keberhasilan (pencapaian pengetahuan) siswa yang didasarkan ada bukti yang berupa nilai tugas atau ulangan siswa. Guru dalam melakukan estimasi ditekankan harus memperhatikan kualitas dan akurasi bukti data yang paling akurat. Tingkat keberhasilan siswa hanya berdasar estimasi, tidak bisa menunjukkan tingkat keberhasilan belajar siswa secara pasti.
Hal utama yang harus ada pada peta perkembangan belajar siswa adalah deskripsi tentang kemampuan/ kompensasi/ keterampilan siswa yang dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar dan disertai dengan contoh-contoh tugas atau hasil kerja siswa yang menggambarkan kemampuan tersebut. Deskripsi kemampuan yang terdapat pada peta kemajuan belajar tersebut biasanya disebut sebagai hasil, deskripsi atau indikator.[12]
E.     Konsep Dasar Penilaian
1.      Pengertian Penilaian
Menurut Permendikbud No. 81A tahun 2013 tentang Pedoman Umum Implementasi Kurikulum 2013, penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Penilaian dalam konteks hasil belajar diartikan sebagai kegiatan menafsirkan atau memaknai data hasil pengukuran tentang kompetensi yang dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Data hasil pengukuran dapat diperoleh melalui tes pengamatan, wawancara, fortofolio, jurnal, maupun instrument lainnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa assessment atau penilaian dapat diartikan sebagai kegiatan menafsirkan atau memaknai data hasil suatu pengukuran berdasarkan kriteria atau standar maupun aturan-aturan tertentu. Dengan kata lain, penilaian dapat juga diartikan sebagai pemberian makna atau ketetapan kualitas hasil suatu pengukuran dengan cara membandingkan data hasil pengukuran dengan kriteria atau standar tertentu.[13]
2.      Pentingnya Penilaian Hasil Belajar
a.       Makna Bagi Siswa
Dengan diadakannya penilaian hasil belajar, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang disajikan oleh guru. Hasil yang diperoleh siswa dari penilaian hasil belajar ini ada dua kemungkinan, yaitu:
1)      Memuaskan
Jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan dan hasil itu menyenangkan, tentu kepuasan itu ingin diperolehnya lagi pada kesempatan lain waktu. Akibatnya, siswa akan mempunyai motivasi yang cukup besar untuk belajar lebih giat, agar lain kali mendapatkan hasil yang lebih memuaskan. Keadaan sebaliknya dapat juga terjadi, yakni siswa sudah merasa puas dengan hasil yang diperoleh dan usahanya menjadi kurang gigih untuk lain kali.
2)      Tidak memuaskan
Jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperoleh,ia akan berusaha agar lain kali keadaan itu tidak terulang lagi. Maka ia selalu belajar dengan giat. Namun demikian, dapat juga sebaliknya bagi siswa yang lemah kemauannya, akan menjadi putus asa dengan hasil kurang memuaskan yang telah diterimanya.
b.      Makna Bagi Guru
1)      Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh, guru akan dapat mengetahui siswa-siswa mana yang sudah sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) kompetensi yang diharapkan, maupun mengetahui siswa-siswa yang belum berhasil mencapai KKM kompetensi yang diharapkan. Dengan petunjuk ini, guru dapat lebih memusatkan perhatiannya kepada siswa-siswa yang belum berhasil mencapai KKM kompetensi yang diharapkan.
2)      Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh, guru akan dapat mengetahui apakah pengalaman belajar (materi pelajaran) yang disajikan sudah tepat bagi siswa sehingga untuk kegiatan pembelajaran di waktu yang akan dating tidak perlu diadakan perubahan.
3)      Berdasarkan hasil peneliaian yang diperoleh, guru akan dapat mengetahui apakah strategi pembelajaran yang digunakan sudah tepat atau belum. Jika sebagian besar dari siswa memperoleh hasil penilaian yang kurang baik maupun jelek pada penilaian yang diadakan, mungkin hal ini disebabkan oleh strategi atau metode pembelajaran yang kurang tepat. Apabila demikian halnya, maka guru harus instropeksi diri dan mencoba mencari strategi lain dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
c.       Makna Bagi Sekolah
1)      Dapat diketahui kondisi belajar maupun kultur akademik yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai atau belum. Hasil belajar siswa merupakan cermin kualitas suatu sekolah.
2)      Pemenuhan berbagai standar akan terlihat dari bagusnya hasil penilaian belajar siswa.
3)      Informasi hasil penilaian yang diperoleh dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi sekolah untuk menyusun berbagai program pendidikan di sekolah untuk masa-masa yang akan dating.
3.      Karakteristik Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar siswa di sekolah menurut kurikulum 2013 memiliki 5 karakteristik, yaitu:
a.       Belajar tuntas
Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat belajar apapun, hanya waktu yang dibutuhkan berbeda.
b.      Autentik
Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian autentik harus mencerminkan masalah dunia nyata bukan dunia sekolah. Penilaian autentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
c.       Berkesinambungan
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan.
d.      Berdasarkan acuan kriteria
Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal, yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing.
e.       Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tes tertulis, lisan produk, fortofolio, unjuk kerja, proyek, pengamatan dan penilaian diri.
Adapun prinsip-prinsip dalam penilaian hasil belajar, antara lain: valid, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, ekonomis, akuntabel, dan edukatif [14]
F.       Hasil Belajar sebagai Objek Penilaian
Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemapuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya, ada  ranah yang dijadikan dasar yakni, ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik dengan penjelasan sebagai berikut:
1.        Ranah Kognitif
a.    Tipe Belajar Pengetahuan
Dalam taksonomi Bloom pengetahuan merupakan penerjemahan dari knowledge, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pengetahuan faktual disamping pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah,pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota.
b.    Tipe Hasil Belajar Pemahaman
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari hafalan adalah pemahanan. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yag dibaca atau didengarnya, memberi contoh dari yang dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan.
c.    Tipe Belajar Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau situasi khusus.
d.      Tipe hasil belajar Analisis
Analisis adalah usaha memilih suatu intregritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelimnya.
2.        Ranah Afektif
Ranah afektif yakni berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa kategori ranah afektif antara lain:
a.       Reciving/Attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gelaja dll.
b.      Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar.
c.       Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi
d.      Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e.       Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
3.        Ranah Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:
a.       Gerakan refleks (ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar)
b.      Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar
c.       Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visul, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain
d.      Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan.
e.       Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompkes
f.       Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.[15]
III.   KESIMPULAN
1.      Pengertian Belajar
Belajar adalah proses perubahan perilaku, berkat interaksi dengan lingkungannya. Perubahan perilaku mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan yang dimaksud lingkungan mencakup di mana siswa itu berada baik di lingkungan keluarga, sekolah, atau masyarakat
2.      Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.
3.      Pengertian Pembelajaran
 Perencanaan pembelajaran adalah proses penyusunan materi pembelajaran, pengguanaan materi dan metode pengajaran serta penilaian yang dilakukan oleh para pendidik dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk membimbing, mengarahkan, dan mengajarkan peserta didiknya guna memiliki hasil belajar berupa kemampuan dan pengalaman belajar.
4.      Perkembangan Belajar Siswa
Hal utama yang harus ada pada peta perkembangan belajar siswa adalah deskripsi tentang kemampuan/ kompensasi/ keterampilan siswa yang dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar dan disertai dengan contoh-contoh tugas atau hasil kerja siswa yang menggambarkan kemampuan tersebut. Deskripsi kemampuan yang terdapat pada peta kemajuan belajar tersebut biasanya disebut sebagai hasil, deskripsi atau indikator.
5.      Konsep Dasar Penilaian
a.       Pengertian Penilaian
Penilaian dapat diartikan sebagai kegiatan menafsirkan atau memaknai data hasil suatu pengukuran berdasarkan kriteria atau standar maupun aturan-aturan tertentu
b.      Pentingnya Penilaian (bagi siswa, bagi guru, bagi ,masyarakat)
6.      Ranah Penilaian ada tiga yaitu:
a.       Ranah Afektif ( Sikap)
b.      Ranah Kognitiv ( Pengetahuan)
c.       Ranah Psikomotorik (Ketrampilan)
IV.   PENUTUP
Demikian makalah ini kami susun dengan secermat-cermatnya. Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak sekali kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dan kontruktif sangat diharapkan penulis demi kesempurnaan karya ilmiah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat dijadikan sumber referensi dan bermanfaat bagi pembaca yang budiman, Aamiin.


DAFTAR PUSTAKA
Degeng, I Nyoman Sudana. 1993. Buku Pegangan Teknologi Pendidikan. Jakarta: tt.
Depdiknas. 2006. Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran (SMA, SMK, dan
SLB). Jakarta: Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nanang Hanafiah & Cucu Suhana. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cet. XV. Bandung: PT.
Ramaja Rosdakarya.
                       . 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cet. XVIII. Bandung: PT.
Ramaja Rosdakarya.
Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif. Cet. III. Jakarta: Bumi Aksara.
Widoyoko, Eko Putro. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran Di sekolah. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.






[1] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Cet. VI, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. III.
[2] Nanang Hanafiah & Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, Cet. III, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012), hlm. 6.
[3] Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hlm. 3.
[4] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Cet. XV, (Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya, 2010), hlm. 22.
[5] Depdiknas, Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran (SMA, SMK, dan SLB), (Jakarta: Depdiknas, 2006), hlm. 125.
[6] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hlm. 22.
[7] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 155.
[8] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, hlm. 15-16.
[9] Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Cet. III, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 83.
[10] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, hlm. 17.
[11] I Nyoman Sudana Degeng, Buku Pegangan Teknologi Pendidikan, (Jakarta: tt, 1993), hlm. 2.
[12] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, hlm. 219-120.
[13] Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran Di sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014), hlm. 4-5.
[14] Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran Di sekolah, hlm. 8-17.
[15] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Cet. XVIII, (Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya, 2014), hlm. 23-32.

Tidak ada komentar: