Ayo Sinau...!!!

Minggu, 14 Desember 2014

Perbedaan antara seminar, diskusi, diskusi panel, lokakarya, dan simposium


    PERBEDAAN ANTARA SEMINAR, DISKUSI, DISKUSI PANEL, LOKAKARYA, DAN SIMPOSIUM


Oleh: Tomy Muhlisin Ahmad



 1.  Seminar
Seminar adalah suatu permuan untuk membahas suatu masalah dengan prasaran dan tanggapan melalui suatu diskusi untuk mendapatkan suatu keputusan bersama mengenai masalah yang dibahas.
Suatu pembahasan masalah secara ilmiah, walaupun topik yang dibahas adalah masalah sehari-hari. Dalam membahas masalah, tujuannya adalah mencari suatu pemecahan, oleh karena itu suatu seminar selalu diakhiri dengan kesimpulan atau keputusan-keputusan yang merupakan hasil pendapat bersama, yang kadang-kadang diikuti dengan resolusi atau rekomendasi.

2.  Diskusi
Kata diskusi berasal dari bahasa latin discutio atau disscusiu, yang artinya “bertukar pikiran”. Diskusi pada dasarnya merupakan bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil maupun besar dengan tujuan untuk memperoleh suatu pengertian, kesepakan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah.

            Keberhasilan diskusi atau seminar ditentukan oleh pemimpin, moderator, dan peserta. Untuk dapat menjadi peserta yang baik, perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1)      Menguasai masalah yang didiskusikan
2)      Mendengarkan setiap pembicara dengan penuh perhatian
3)      Menunjukan solidaritas dan partisipasi yang tinggi. Sikap emosional dan prasangka yang tidak baik harus dihindari
4)      Dapat menangkap gagasan utama dan gagasan pendukung
5)      Dapat membuat beberapa usul dan sugesti, serta meminta pendapat dan informasi sebanyak mungkin
6)      Mengajukan keberatan atas pendapat orang lain yang tidak didukung dengan argumen
7)      Ikut membantu menyimpulkan hasil diskusi.[1]


3.      Diskusi Panel
Diskusi Panel merupakan salah satu bentuk diskusi yang sudah direncanakan tentang suatu topik di depan para pengunjung. Diskusi panel dibawakan oleb 3 - 6 orang yang dianggap ahli yang dipimpin oleh seorang moderator.
Para panelis berdiskusi sedemikian rupa, sehingga para pengunjung dapat mengikuti pembicaraan mereka. Pengunjung hanya berfungsi sebagai pendengar, oleh karena itu pengunjung yang begitu besar jumlahnya dianggap sebagai kelompok yang diajar oleh suatu regu guru. Tetapi panel tidak boleh hanya sekedar merupakan pengajaran informatif, melainkan harus dapat merangsang cara berpikir massa dengan memberikan berbagai perspektif.
Pelaksanaan panel dimulai dari perkenalan para panelis oleh moderator, kemudian disampaikan persoalan umum kepada para panelis tersebut, untuk didiskusikan. Mereka seharusnya adalah orang-orang yang pandai berbicara dengan lancar dan menarik. Moderator juga memegang penanan dalam diskusi ini, sebagai pengatur jalannya pembicaraan dengan sekali-kali menyimpulkan apa yang dikemukakan oleh para panelis. Perbedaan pendapat tidak menjadi persoalan, karena pada diskusi panel tidak perlu dicapai suatu kesatuan pendapat atau keputusan. Bahkan perbedaan pendapat itulah yang diharapkan dapat memberikan stimulus bagi pendengar untuk dapat berpikir lebih jauh. Pendengar tidak hanya akan menelan pesan yang sudah jadi, melainkan dapat mengikuti proses pemikiran para panelis jalannya diskusi. Setelah diskusi selesai, pendengar dapat membentuk kelompok-kelompok untuk mendiskusikannya lebih lanjut. Akan tetapi selama diskusi panel, pendengar tidak diberi kesempatan untuk mengemukakan pandangan.

4.      Lokakarya
Lokakarya (workshop) adalah suatu acara dimana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya atau pertemuan ilmiah yang kecil antara para ahli (pakar) untuk membahas masalah praktis yang bersangkutan dengan pelaksanaan di bidang keahliannya.

5.      Simposium
Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang pemimpin. Simposium menampilkan beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan aspek-aspek pandangan yang berbeda dan topik yang sama. Dapat juga terjadi, suatu topik persoalan dibagi atas beberapa aspek, kemudian setiap aspek disoroti tersendiri secara khusus, tidak perlu dari berbagai sudut pandangan.
Pembicara dalam simposium terdiri dari pembicara (pembahas utama) dan penyanggah (pemrasaran banding), dibawah pimpinan seorang moderator. Pendengar diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau pendapat setelah pembahas utama dan penyanggah selesai berbicara. Moderator hanya mengkoordinasikan jalannya pembicaraan dan meneruskan pertanyaan-pertanyaan, sanggahan atau pandangan umum dari peserta. Hasil simposium dapat disebar luaskan, terutama dari pembahas utama dan penyanggah, sedangkan pandangan-pandangan umum yang dianggap perlu saja.


[1] Alex Suryanto dan Agus Haryanta, Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA dan MA Kelas XI 2, Jakarta: Erlangga, hlm. 176-177.

Tidak ada komentar: